Wisata Sejarah

Wisata Sejarah di Yogyakarta: Mengunjungi Candi dan Keraton

Rutanperempuansurabaya.id – Jelajahi kekayaan wisata sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui keajaiban arsitektur candi Hindu-Buddha kuno dan kemegahan Keraton yang menjadi pusat kebudayaan Jawa. Artikel ini mengajak Anda menyelami makna di balik situs bersejarah ikonik di Jogja.

Pendahuluan: Yogyakarta, Jantung Budaya dan Wisata Sejarah Jawa

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah lama dikenal sebagai kota yang tak lekang oleh waktu. Tempat peradaban Jawa kuno dan modern berpadu harmonis. Julukan “Kota Pelajar” dan “Kota Budaya” menunjukkan betapa pentingnya peran Yogyakarta. Tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai penjaga utama warisan sejarah Nusantara.

Bagi para penggemar sejarah (history geek), Yogyakarta menawarkan paket wisata yang lengkap: mulai dari peninggalan kerajaan Hindu-Buddha abad ke-8 hingga pusat pemerintahan kesultanan yang masih aktif. Perjalanan menyusuri situs-situs bersejarah di Jogja bukan sekadar melihat batu tua. Melainkan menyelami filosofi, kejayaan, dan kisah-kisah di balik megahnya arsitektur. Dua fokus utama yang menjadi ikon sejarah Jogja adalah Kompleks Candi Kuno dan Peninggalan Kerajaan Mataram Islam. Terutama Keraton Yogyakarta dan tamannya yang unik.

BACA JUGA : Trip ke Afrika: Panduan Safari Aman dan Berkesan di Kenya

I. Menguak Kejayaan Masa Lampau: Keajaiban Arsitektur Candi

Yogyakarta dan wilayah sekitarnya merupakan saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, yang mewariskan mahakarya arsitektur berupa kompleks candi yang memukau. Candi-candi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai prasasti batu yang menceritakan kisah epik masa lalu.

Wisata Sejarah Candi Prambanan: Manifestasi Keagungan Trimurti

Meskipun secara administratif berada di perbatasan Sleman, DIY, Candi Prambanan adalah ikon utama candi di Yogyakarta. Sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, Prambanan dibangun pada abad ke-9 Masehi oleh Raja Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya. Dengan tujuan menghormati Trimurti: Dewa Brahma (Pencipta), Dewa Wisnu (Pemelihara), dan Dewa Siwa (Pelebur).

  • Pusat Pemujaan: Candi utama di kompleks ini adalah Candi Siwa. Yang menjulang setinggi 47 meter dan menjadi simbol keagungan Siwa Mahadewa.
  • Relief Ramayana: Salah satu daya tarik utamanya adalah relief yang terukir indah di dinding candi. Terutama pada pagar langkan Candi Siwa, yang menceritakan epos Ramayana.
  • Makna Historis: Pembangunannya diyakini sebagai penanda kembalinya kekuasaan Wangsa Sanjaya (Hindu) setelah sebelumnya wilayah Jawa Tengah didominasi oleh Wangsa Syailendra (Buddha).

Wisata Sejarah Candi Ratu Boko: Kompleks Istana di Atas Bukit

Tidak jauh dari Prambanan, terdapat reruntuhan megah Situs Ratu Boko. Berbeda dengan candi pada umumnya yang berfungsi sebagai kuil. Ratu Boko diyakini merupakan kompleks istana, benteng, atau tempat peristirahatan yang luas.

  • View Menawan: Terletak di atas bukit, Ratu Boko menawarkan pemandangan matahari terbenam yang spektakuler.
  • Perpaduan Budaya: Situs ini menunjukkan adanya akulturasi budaya Hindu dan Buddha. Terlihat dari beberapa prasasti dan sisa-sisa bangunan, menambah misteri dan keunikan sejarahnya.

II. Menyusuri Jejak Para Sultan: Wisata Sejarah Keraton dan Istana Air

Bergeser dari peninggalan Hindu-Buddha ke masa Mataram Islam, sejarah Yogyakarta berpusat pada Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan kompleks-kompleks pendukungnya.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat: Pusat Kebudayaan Jawa yang Abadi

Didirikan pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I setelah Perjanjian Giyanti, Keraton Yogyakarta bukan sekadar istana raja, tetapi merupakan pusat pemerintahan, tempat tinggal sultan, sekaligus benteng pelestarian budaya Jawa.

  • Filosofi Tata Ruang: Seluruh tata letak Keraton dan kota Yogyakarta memiliki Sumbu Filosofi yang membentang lurus dari Tugu Pal Putih di utara, Keraton di tengah, hingga Panggung Krapyak di selatan. Sumbu ini melambangkan perjalanan hidup manusia (sangkan paraning dumadi).
  • Museum Hidup: Hingga kini, Keraton masih menjadi tempat tinggal dan aktivitas budaya. Pengunjung dapat menyaksikan berbagai koleksi pusaka, kereta kencana, dan diorama, serta pertunjukan seni dan upacara adat yang masih dilestarikan oleh Abdi Dalem.
  • Simbol Kedaulatan: Keraton Yogyakarta memiliki peran unik sebagai simbol kedaulatan yang diakui secara historis dan politis, menjadikannya jantung sejarah modern DIY.

Tamansari: Istana Air Penuh Rahasia

Sepuluh menit berjalan kaki ke arah barat daya Keraton, kita akan menemukan Taman Sari, atau sering dijuluki Water Castle. Kompleks ini dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I (sekitar 1758–1765) sebagai taman kerajaan, tempat rekreasi, pemandian, dan bahkan benteng pertahanan rahasia.

  • Arsitektur Unik: Arsitektur Taman Sari memadukan gaya Jawa, Portugis, dan Belanda, menghasilkan desain yang menawan, terutama pada kolam-kolam pemandiannya (Umbul Binangun).
  • Lorong Bawah Tanah: Salah satu bagian paling misterius adalah lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai jalur rahasia dan masjid bawah tanah yang disebut Sumur Gumuling. Tempat ini dulunya digunakan sebagai surau ibadah dengan akustik yang unik.
  • Fungsi Rahasia: Selain sebagai tempat peristirahatan, keberadaan jalan bawah tanah dan jembatan gantung mengindikasikan fungsi peninjauan atau pertahanan strategis saat terjadi serangan.

III. Destinasi Wisata Sejarah Tambahan yang Wajib Dikunjungi

Kekayaan sejarah Yogyakarta tidak berhenti pada candi dan keraton. Ada beberapa situs lain yang juga penting:

  • Museum Benteng Vredeburg: Terletak di Titik Nol Kilometer, benteng peninggalan Belanda ini menyimpan koleksi diorama yang menceritakan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
  • Keraton Kotagede: Ibu kota Kesultanan Mataram sebelum Keraton Yogyakarta didirikan. Meskipun hanya tersisa reruntuhan dan makam raja-raja, Kotagede adalah cikal bakal peradaban Mataram Islam.
  • Tugu Pal Putih (Tugu Jogja): Monumen yang terletak di ujung utara Sumbu Filosofi ini bukan hanya landmark foto, tetapi juga memiliki makna filosofis yang mendalam, melambangkan persatuan dan semangat perlawanan.

Penutup: Meresapi Makna di Setiap Sudut Kota

Wisata sejarah di Yogyakarta adalah sebuah perjalanan untuk menghargai warisan peradaban yang kaya. Dari kemegahan patung dewa-dewi di Prambanan hingga kesakralan Bangsal Kencana di Keraton, setiap tempat memancarkan makna filosofis yang menghubungkan masa lalu dengan kehidupan modern. Dengan mengunjungi situs-situs ini, kita tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga turut melestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa yang tak ternilai harganya.